Translate

Jumat, 09 November 2012

GURU DAN PENDIDIKAN


KESALAHAN PENDIDIK SEBAGAI
“GURU”
 DAN DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR
                Guru dalam istilah jawa mempunyai makna filosofi yang sangat dalam. Kata “guru” berarti “digugu dan ditiru” dalam bahasa Indonesia adalah “dipercaya dan dicontoh”. Dua kata ini mempunyai makna bahwa guru adalah orang yang dapat dipercaya semua pembicaraannya. Jujur dalam berkata. Dalam Islam telah dicontohkan dengan perilaku Rosululloh SAW., yang mana pada jahiliah tersebut yangmana orang-orang quraisy masa itu mempuyai banyak kebiasaan buruk yang sangat tidak sesuai dengan predikatnya sebagai manusia, Tetapi Rosululloh dikenal sebagai orang yang tidak pernah berbohong. Sehingga beliau dikenal dengan sebutan “al amin”. Demikian pula dengan perbuatan beliau yang selalu sesuai dengan apa yang dikatakan. Sehingga beliaulah yang bisa dijadikan teladan bagaimana seharusnya guru yang sebenarnya. Guru yang bisa digugu dan ditiru. Guru yang bisa dicontoh kejujurannya dan akhlak / perilakunya.
                Seorang pendidik yang belum bisa menjadi “guru”yang sebenarnya –sesuai dengan falsafah jawa- bisa diakibatkan oleh beberapa sebab antara lain :
  1. Kurangnya ilmu, baik itu ilmu agama atau ilmu pendidikan itu sendiri
  2. Mengajar tidak lebih dari sekedar pekerjaan yang harus dilakukan untuk mencukupi kebutuhan ekonomi
  3. Memberi batas tentang definisi, tugas dan kewajiban seorang guru hanya di sekolah

                Berkaitan dengan ketidak mampuan guru menjadi “guru” yang sebenarnya mengakibatkan beberapa hal antara lain :
Ø  Menurunnya citra guru di masyarakat (Kalau guru jaman dahulu sangat dihormati oleh semua lapisan masyarakat, tetapi sekarang banyak masyarakat menyamakan profesi guru dengan profesi lain sehingga rasa hormat masyarakat terhadap guru tidak seperti jaman dahulu)
Ø  Kurangnya kepercayaan wali murid terhadap guru, hal ini berakibat kepada kurang harmonisnya komunikasi antara guru dan wali murid (kalau jaman dahulu orang tua menyekolahkan anaknya di sebuah sekolah tertentu sekaligus menyerahkan pendidikan anaknya kepada guru sehingga tidak pernah ada walimurid yang menuntut guru di pengadilan)
Ø  Secara psikologis, tansinternalisasi nilai/pelajaran kepada anak didik sulit untuk dicapai.
Apa yang harus dilakukan seorang pendidik agar menjadi “guru” yang sebenarnya (guru yang jujur dan menjadi teladan)
1.  Memperdalam pengetahuan agama. Karena dengan kesadaran beragama yang tinggi mempunyai efek yangdangat positif terhadap perilaku seseorang
2.     Guru adalah profesi yang mulia dan mempunyai tanggungjawab besar terhadap anak didik baik dimasa sekarang maupaun yang akan datang. Sehingga apa yang dilakukan/dikerjakan baik itu di sekolah maupun di luar sekolah harus dipertimbangkan dengan matang karena dirinya selalu dilihat olah orang lain
3.         Membentuk hubungan antara guru dan murid sebagaimana sebagaimana anaknya sendiri.
Bersambung....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar