10 WASIAT IBU UNTUK
ANAK PEREMPUANNYA
Keluarga sakinah adalah dambaan
dari semua orang, terutama bagi yang sedang dalam masa-masa akan melangkah pada
jenjang pernikahan. Keluarga sakinah bukanlah sebuah kondisi keluarga yang diam
tanpa adanya percekcokan/peselisihan sama sekali, tetapi dalam keluarga
sakinah, adanya percekcokan ini diringi dengan cepat redanya permasalahan
karena semua permasalahan dikembalikan Allah (aturan yang ada di dalam Alqur’an
dan hadits Nabi Muhammad saw.,). Sehingga dengan kondisi ini akan semakin
menambah kemesraan dan menambah kedewasaan berpikir dalam menghadapi berbagai
permasalahan keluarga.
Berkaitan
dengan usaha membentuk keluarga menuju keluarga yang sakinah, mawaddah dan rahmah,
kita bisa mengingat wasiat seorang ibu pada zaman sahabat kepada putrinya
ketika akan memasuki jenjang pernikahan. Beliau mempunyai 10 (sepuluh) pesan terhadap
putrinya agar keluarganya nanti menjadi keluarga yang sakinah, mawaddah dan rahmah.
Adapun inti dari pesan tersebut antara lain :
1.
Tunduk
dan patuh (tawadlu’) terhadap suami serta terimalah dengan ikhlas pemberian
suami
Suami
adalah imam/pemimin sedangkan istri adalah makmum. Istri haruslah mempunyai
sifat yang sopan dan hormat (tawadlu’) terhadap suami. Sebagaimana sabda
Rosululloh saw., bahwa seandainya beliau diberi izin untuk memerintahkan
manusia bersujud, tentulah seorang istri diperintahkan sujud kepada suaminya,”.
Hal ini merupakan begitu besarnya keharusan untuk bagi istri terhadap suaminya.
Suami sebagai pemimpin keluarga
mempunyai kewajiban untuk memberikan nafkah terhadap istrinya. Yang perlu
diingat berkaitan dengan masalah nafkah adalah seseorang hanya bisa bekerja
atau berusaha untuk mencapai target tertentu dalam mencari nafkah tetapi hak
untuk memberi berapa jumlah yang diterima adalah mutlak urusan Allah. Manusia
hanya bisa berencana tetapi Allah lah yang menentukan berapa besar kecilnya
rizki seseorang.
Menyikapi
hal ini, sudah seharusnya bagi seorag istri menerima dengan lapang dada
berapapun yang diperoleh suami dalam bekerja itulah jatah rizqi yang Allah
tentukan baginya.
2.
Mendengarkan
dan taat kepada perintah suami
Imam mempunyai kewajiban memimpin,
sedangkan makmum mempunyai kewajiban taat kepada imam. Sebagai seorang
pemimpin, suami tidaklah dibenarkan berlaku sewewang-wenang terhadap istri
karena merasa dirinya sebagai pemimpin. Sebagaimana telah dicontohkan oleh
Rosululloh saw., bahwa beliau adalah orang yang paling baik akhlaknya terhadap
istrinya.
Istri mempunyai kewajiban mutlak
untuk taat terhadap perintah suami selagi perintah tersebut tidak bertentangan
dengan syariat sebagaimana diterangkan bahwa setelah menikah, kewajiban istri
untuk taat terhadap suaminya melebihi kewajibannya taat terhadap orang tuanya.
3. Menjaga pandangan suami
Hendaknya istri hafal akan kesukaan
suaminya, hendaknya ia menjaga diri agar senantiasa berpenampilan menarik
dihadapan suami. Ia bersolek untuk suami, selalu menyenangkan jika dipandang,
ketika ada permasalahan senantiasa berusaha untuk tersenyum sehingga membuat
hati suami senang bukan sebaliknya ketika ada permasalahan istri menampakkan
wajah yang muram, marah-marah dan sikap negatif lainnya sehingga suami akan
merasa semakin berat dalam menghadapi permasalahan keluarga.
4. Menjaga penciuman suami
Berkaitan penciuman ini, seorang
istri hendaknya menjaga agar suami tidak sampai mencium bau yang tidak
menyenangkan hatinya. seperti bau badan yang kurang sedap, bau pakaian, bau
sampah dan kotoran serta sumber bau yang lain yang sekiranya suami terganggu
maka hendaknya dihindari. Apabila pandangan dan penciuman ini tidak dijaga
dengan baik maka akan dapat menjadi sumber masalah yang berakibat pada
pertengkaran.
5.
Menjaga
waktu tidur suami
Seorang istri hendaknya tidak tidur
mendahului suaminya, ia akan selalu memahami kondisi suami yang sedang kecapekan
karena mencari nafkah atau alasan yang lain sehingga suami butuh untuk
istirahat dan istri tidak diperkenankan mengganggu/membangunkan suami yang sedang istirahat kecuali dengan
alasan yang sangat penting.
6. Menjaga harta suami
Seorang istri hendaklah pandai
dalam mengelola harta suaminya, ia tidak mengeluarkan harta suaminya tanpa
seizinnya walaupun untuk shodaqoh. Jika seorang istri bershodaqoh dengan harta
suaminya tanpa seizin suaminya, maka ia mendapat dosa dan suami mendapat pahala
shodaqohnya. Seorang istri dibolehkan mengambil harta suaminya dengan tanpa
seizinnya tetapi tetap sesuai dengan kadar kebutuhannya jika memang suaminya
tidak mau memberi uang belanja (nafkah) padahal suami mempunyai uang.
7.
Menjaga
kehormatan dan keluarga suami
Seorang istri hendaklah selalu berbuat baik terhadap
keluarga suaminya (metua,adik, kakak dll), tidak menghina walaupun kondisinya
tidak sesuai dengan keinginan hatinya. Ia hendaknya selalu membuat hati
suaminya senang dengan berbauat baik kepada keluarga suami dan menjaga nama
baiknya, karena pada hakikatnya ayah dan ibu mertua adalah sama dengan orang
tuanya sendiri.
8. Jangan mendurhakai suami
Kondisi setelah menikah tidaklah
sama dengan kondisi sebelum menikah. Setelah menikah suami maupun istri akan
mengetahui kekurang dan kelebihan masing-masing. Kekurangan ini akan menjadi
sumber pertengkaran dan sebaliknya akan menjadi sumber pahala dan pelajaran
bagi keduanya. Keduanya hendaknya melihat kelebihan masing-masing dan tidak
melihat kekurangannya. Apapun yang menjadi kekurangan dari suami hendaklah
istri pandai menutupnya begitu juga sebaliknya bagi suami. Tidaklah dibenarkan
jika seorang istri menyebarkan aib atau kekurangan suaminya.
Seorang istri tidak dibenarkan
keluar rumah tanpa izin suaminya begitu pula memasukkan orang lain ke dalam
rumahnya terutama orang yang tidak disukai oleh suaminya. Sebagaimana
dikisahkan bahwa Muthi’ah adalah seorang perempuan yang menurut Rosululloh
adalah ahli surga, yang sebagian dari akhlaqnya adalah :
a. Ia
(Muthi’ah) tidak langsung mengizinkan Fatimah binti Rosululloh masuk ke dalam
rumahnya sebelum ia meminta izin kepada suaminya
b. Dihari
berikutnya Aisyah masih tidak dizinkan masuk karena beliau datang dengan Hasan
anaknya dikarenakan ia telah izin kepada suaminya bahwa yang datang adalah
Aisyah saja
c. Setelah
memasak, ia selalu menghidangkan masakan di meja makan dengan sebuah cambuk di
sisinya yang dipersilahkan bagi suaminya untuk mencambuk dirinya apabila ada
kekurangan dalam masakannya
9. Pandai mengikuti irama suami
Seorang Istri, haruslah pandai
membaca situasi dan kondisi hati suaminya.
Hal ini dimaksudkan agar tetap tercipta kondisi yang harmonis dan
terhindar dari mala petaka kahirat. Sebagian diantaranya adalah sitri harus
pandai bersikap kepada suaminya kapan waktunya harus diam mendengarkan, kapan
harus berbicara, kapan harus bercanda, kapan harus berpendapat, kapan harus
mengungkapkan sesuatu. Sebagaimana dikisahkan bahwa pada zaman dahulu ada
sebuah yang keluarga kecil yang sangat bahagia. Suatu hari sang suami pergi
berjihad di jalan Allah. Ia meninggalkan istri dan anaknya di rumah, sementara
suaminya pergi berjihad, pada saat itu anaknya kesayangannya meninggal. Maka
demi menjaga hati suaminya...saat suaminya pulang dari berjihad siistri melayani
suaminya seperti biasa seolah-olah tidak ada sesuatu yang terjadi. Setelah
semua kewajiban terhadap suaminya dilaksanakannya barulah ia menyampaikan
dengan tenang dan cara sopan sehingga suaminya ridlo dengan apa yang terjadi.
Apabila sepuluh pesan ini dilaksanakan
oleh seorang istri, maka insyaallah akan tercipta keluarga yang terntram dan
bahagia. Kesepuluh pesan ini akan mudah dan ringan untuk dilaksankan jika
didasari iman dan taqwa kepada Allah dan hari akhir.
Bukankan tidak ada
satupun keinginan dari semua perbuatan kita kecuali oleh Allah dicatat sebagai
amal yang diridloinya ?
Betapapun beratnya
berat dan sulitnya suatu urusan di dunia ini, kalau memang itu akan membawa
kebahagiaan akhirat pastilah akan diperjuangkan dengan sekuat tenaga.
Apalah artinya
kenikmatan sesaat, jikalau itu akan membawa kesengsaraan di akhirat kelak.
Apalah artinya
kecantikan wajah yang berhiaskan emas permata jika itu akan membawa siksa.
Apalah artinya rumah
mewah dan harta melimpah, jikalau kesemuanya itu menyebabkan adzab ?
Keluarga sakinah
mawaddah warahmah adalah cita-cita kita
Allahummaj’al
usrotii usrotan sa’iidah fiihaa sakiinah mawaddah warohmah, waj’al ahlanaa
wadzurriyatinaa min ahlil jannah alladzinaa la khoufun ‘alaihim walaa hum
yahzanuun
Robnaa
atinaa fiddunyaa hasanah wa fil akhirotii hasanah waqinaa adzaabannaar
Amin
Ya Robbal ‘Alamiin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar