KATA PENGANTAR
Dalam kegiatan belajar mengajar Al-qur’an Hadits,
salah satu hal yang paling penting untuk dipelajari dan dilatih pada diri siswa
adalah kemampuan menghafal ayat-ayat Al-qur’an dan hadits yang terdapat pada
materi pelajaran yang sedang dipelajari. Untuk dapat menghafal ayat atau hadits
tersebut butuh kesiapan dan buku penunjang agar siswa lebih mudah dalam
mempelajari dan menghafal ayat atau hadits yang terdapat pada materi yang
sedang dipelajari ataupun sebagai persiapan bagi pelajaran yang akan dipelajari
pada kelas berikutnya.
Dengan
alasan itulah maka penulis mengumpulkan hadits-hadits Rosululloh SAW yang
menjadi bahan pelajaran siswa Madrasah mulai kelas III – VI yang tiada lain
sebagai upaya untuk membatu siswa dan guru dalam proses belajar mengajar untuk
mencapai tujuan yang diinginkan serta bagi semua pihak yang ingn menambah
pengetahuan tentang hadits-ahdits Rosululloh SAW.
Dalam
buku ini sengaja penulis batasi hanya pada hadits Rosululloh SAW saja, dengan
tujuan agar apa yang dihafalkan siswa ataupun pengetahuan yang diperoleh
setelah membaca buku ini adalah murni pengetahuan tentang hadits, sehingga mudah memahaminya serta dapat menambah
luasnya pengetahuan tentang hadits Rosululloh SAW.
Menyadari
kumpulan hadits-hadits dalam buku ini masih banyak kekurangan, maka saran yang
bersifat membangun sangat kami harapkan.
Sukoanyar, 22 Juli 2012
Penyusun
ZAENAL FANANI, S.PdI
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR
DAFTAR
ISI
A. PENDAHULUAN
B. PENGERTIAN
HADITS
C. PEMBUKUAN HADITS
D. MACAM-MACAM HADITS
KUMPULAN HADITS UNTUK PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI MADRASAH
IBTIDAIYAH
Hadits
Tentang Menghormati Orang Tua
Hadits
Tentang Persaudaraan
Hadits
Tentang Silaturrahmi
Hadits Tentang Menyayangi Anak Yatim
Hadits Tentang Taqwa
Hadits Tentang Sholat Jamaah
Hadits Tentang Ciri-ciri Orang Munafiq
Hadits Tentang Rajin Bekerja
Hadits Tentang Anjuran Bekerja
Hadits Tentang Keutamaan Memberi
Hadits Tentang Rajin Belajar
Hadits Tentang Kewajiban Menuntut Ilmu
Hadits Tentang Hukum Bagi Orang Yang Menyembunyikan
Ilmu
Hadits Tentang Keuntungan Dermawan
Hadits Tentang Amal Yang Tidak Terputus
Hadits Tentang Ilmu Yang Bermanfaat
Hadits Tentang Kesabaran
Hadits Tentang Dengki
Hadits Tentang Kewjiban Orang Mukmin
Hadits Tentang Adab Bertetangga
Hadits Tentang Taubat
Penutup
A. Pendahuluan
Allah
menciptakan manusia tiada lain adalah dengan tujuan untuk mengabdi/beribadah
kepada-Nya. Sebagaimana dalam firman-Nya dalam Al-qur’an Surat Adz-dzariyaat : 56
lp9çR~evã Cmvã p
o:ã
#^f5äip
WAMAA
KHOLAQTUL JINNA WAL INSA ILLA LIYA’BUDUUNI
Artinya
: “ ..Dan tidaklalh Aku ciptakan Jin dan Manusia kecuali hanya untuk
beribadah kepada-Ku (Allah).”
Beribadah adalah melakukan
suatu perbuatan dengan dasar mengharap ridlo Allah. Ibadah ada dua macam yaitu
: ibadah maghdhoh dan ibadah ghoiru maghdhoh. Ibadah maghdhoh adalah
ibadah yang ada ketentuan tata cara tertentu yang harus dilaksanakan (sesuai
dengan ketentuan dari Al-qur’an dan Hadits) berkaitan ibadah yang akan dilaksanakan,
contoh : sholat, zakat, haji dan lain-lain. Sedangkan ibadah ghoiru maghdhoh
adalah segala macam amal kebaikan yang kita lakukan dengan dasar mencari ridho
Allah semata (ikhlas).
Sebagai
wujud penghambaan kita kepada Allah, maka kita harus berusaha mengisi setiap
kegiatan yang kita lakukan agar mempunyaiy nilai ibadah dan keikhlasan harus
menjadi dasar setiap amal ibadah yang kita lakukan. Dalam melaksanakan setiap
amal ibadah, satu hal yang harus kita perhatikan adalah ibadah kita itu harus
sesuai dengan aturan yang ada dalam Al-qur’an dan Hadits Rosululloh SAW agar
kita terhindar dari suatu amal ibadah yang keluar dari aturan yang benar
(tersesat), sebagaimana Rosululloh SAW besabda :
ueqA< ÖnAp ufeã åä&aÀäjtæ
k&bBj% lü äi ãqfN% oeo}=iü
kb~Y #a=% 9^e
Äceäi rãp<Å
LAQOD TAROKTU FIIKUM
AMROINI LAN TADZILLU MAA I TAMASSAKTUM BIHIMA, KITAABALLOHI WASUNNATI ROSUULIHI
(Rowahul Maalik)
Artinya :“Sungguh telah saya tinggalkan
untukmu dua hal, tidak sekali-kali kamu sesat selama kamu berpegang kepadanya,
yakni Kitabulloh dan Sunnah Rosul-Nya.” (HR. Malki)
Dari keterangan di atas, dapat
diketahui bahwa dalam hidup ini kita harus mengisinya dengan ibadah, yangmana
ibadah tersebut harus sesuai dengan aturan yang ada dan tidak bertentangan
dengan Al-qur’an dan Sunnah Rosululloh SAW. Sehingga amal ibadah kta tergolong
amal ibadah yang selamat dan diterima oleh Allah SWT. Baik buruknya suatu amal
ibadah seseorang tergantung dengan niatnya, Rosululloh SAW bersabda :
ÄkfBip|<ä6çeã rãp<Å $ä~neäædäjQ
öãäjmã
INNAMAL
A’ MAALU BIN NIYAATI (Rowahul Bukhori wa Muslim)
Artinya : “ Segala amal itu mengikuti niat
(orang yang meniatkan).” (HR. Bukhari dan Muslim)
Dengan
niat inilah amal akan dinilai, apakah perbuatan kita tergolong amal yang baik
atau amal yang buruk, yang kesemuanya itu nanti kita pasti akan menemukan
balasannya diakhirat kelak.
B. Ta’rif Hadits
Hadits menurut bahasa ialah “
baharu” dan juga mempunyai arti khobar. Sedangkan menurut istilah dalam ilmu
hadits ialah sebagai berikut :
Al hadits ialah apa saja yang
disandarkan kepada Nabi Muhammad saw., baik berupa perkataan, perbutan, taqrir
ataupun lain sebagainya.(Ust. Dja’far Amir 1979: 10)
Contoh
:
1. Perkataan Nabi Muhammad saw. (qouliyah)
Ä|9iQeãrãp<Å u~nR}väi
ua=% x=Uã
hwAü
oB1oi
Artinya: Setengah dari kebaikan Islamnya seseorang ialah
meninggalkan sesuatu yang tidak memberi manfaat kepadanya (HR. Turmudzi)
2. Perbuatan Nabi
Muhammad saw.
ÄceäioQkfBUãp|<ä6çeã rãp<ÅéfIüémqj&}ü<äja
ãqfI
Artinya : Sholatlah kalian
sebagaimana kamu melihat aku sholat (HR. Buhkori dan Muslim)
- Taqrir Nabi Muhammad saw.
Taqrir adalah membenarkan
(tidak mengingkari) sesuatu yang diperbuat oleh seseorang sahabat di hadapan Nabi
Muhammad saw, atau diberitakan kepada beliau, lalu beliau tidak melarang atau
menyalahkan serta menunjukkan bahwa beliau menyetujuinya.
Seperti taqrir Nabi terhadap Kholid
bin Walid yang makan biawak di hadapan Nabi Muhammad saw., ternyata beliau
tidak melarangnya
Dengan hadits ini kita bisa mengetahui
tata cara sholat, zakat, haji, bergaul dengan sesama muslim maupun non muslim.
Sehingga kalau kita ingin mengamalkan semua perintah Allah SWT di dalam
Al-qur’an, maka kita mencontoh atau meneladani akhlak Rosululloh SAW yang
kesemuanya itu tercantum dalam Hadits Rosullulloh SAW.
Dalam sebuah hadits, ada
bagian-bagian hadits yang perlu dipahami yaitu : matan, sanad dan rowi..
·
Matan ialah perkataan (bunyi hadits) yang
diriwayatkan oleh seorang rowi.
·
Sanad menurut bahasa adalah sandaran, sedangkan menurut istilah
ialah jalan yang menghubungkan antara rowi dengan matan hadits, contoh : Abu
Hurairoh, Abu Dzar, Abdullah ibnu Mas’ud, dll. Tegasnya sanad adalah pertalian
yang menghubungkan antara Rowi dengan matan hadits hingga sampai kepada
Rosululloh SAW. Sanad disebut juga isnad
·
Rowi adalah orang yang meriwayatkan
Hadits, contoh : Imam Bukhari, Imam Muslim, Turmudzi, An nasai, Abu Dawud, dll.
Untuk lebih mudah dalam memahaminya
lihatlah contoh berikut :
dä] kfAp u~fQ ufeãéfI ufeã dqA<lãìáunQufeãéM<ceäioæãCmãoQ
uj1< gJ~fY
r=) ãò ue
ýBn}
pã u]>< ò ue
ÌBç} lã r=Aoi
Sanad : Anas bin Malik
Matan
: uj1<
gJ~fY r=) ãò
ue ýBn} pã
u]><
ò ue ÌBç} lã r=Aoi
Rowi :
C.
Penuliasan dan Pembukuan Hadits
Tetapi
kemudian beliau bersabda:
<äneãoir9R^iüqç&~fYã9jR&iéfQå;aoipÀ,=1vpénQãq)91p
Artinya
: “ dan ceritakanlah dari padaku. Tidak ada keberatan anda ceritakan apa yang
anda dengar daripadaku. Barangsiapa berdusta terhadap diriku (membuat
kedustaan, padahal aku tidak mengatakannya), hendaklah dia bersedia menempati
kediamannya di neraka.”
Dengan
adanya sabda beliau ini tidak menghalangi beberapa sahabat menulis hadits
walaupun dengan cara tidak resmi. Sebagai contoh sahabat Abdullah ibn Amer ibn
Ash mempunyai tulisan yang dinamakan “Ash Shadiqoh”. Hal ini sempat diketahui
oleh sebagian sahabat, kemudian melaporkan hal tersebut kepada Rosululloh.
Mengetahui hal ini beliau menjawab :
_1vãéjYoi,=5äiÀr9~æéBZm|;eqYÀénQè&aã
Artinya
: “ tulislah apa yang anda dengar daripadaku, demi Tuhan yang jiwaku berada ditangan-Nya,
tidak keluar dari mulutku selain kebenaran.”
Tegasnya,
menurut kebanyakan ulama’ tidak ada pertentangan antara larangan menulis hadits
dan keizinannya. Larangan menulis hadits berlaku secara umum dalam arti
pembukuan resmi sebagaimana Al qur’an, dan keizinan dalam penulisan diberikan
kepada mereka yang menulis sunnah untuk diri sendiri.
Dalam
perkembangan berikutnya, setelah Rosululloh SAW wafat dan pembukuan Al qur’an
telah resmi dilakukan, banyak sahabat yang melakukan perlawatan ke sebuah kota untuk mencari hadits
yang belum pernah didengarnya. Dengan sangat hati-hati mereka memilih mana
hadis yang asli dan mana yang bukan, sehingga terkenallah beberapa sahabat
dengan julukan bendaharawan hadits dan masa itu, kebanyakan hadits masih
tersebar dari mulut ke mulut dengan kata lain para sahabat masih mengandalkan
kekuatan hafalannya.
Setelah
Umar bin Abdul Aziz dinobatkan sebagai kholifah yaitu tahun 99 H, maka
pembukuan hadits mulai resmi dilakukan karena beliau khawatir semakin lama
hadits akan lenyap seiring dengan meninggalnya para bendaharawan hadits.
Berkaitan dengan kondisi tersebut, beliau mengirim surat kepada para gubernur untuk membukukan
hadits dari para ulama’. Sehingga mulai saat itu para ulama’ berlomba-lomba
untuk mencari dan membukukan hadits dengan cara dan metode masing-masing untuk
memilih hadits yang benar-benar dari Rosululloh. Kegiatan memilih ini dilakukan
karena telah sekian lama hadits diriwayatkan dari mulut ke mulut dengan
mengandalkan kekuatan hafalan dan sedikit sekali tulisan hadits yang ditemukan.
Dengan latar belakang yang demikian itu maka terdapat bermacam-macam nama atau
istilah hadits jika dilihat dari segi sanad, matan dan rowinya.
C. Macam-Macam Hadits
Dilihat
dari segi matan, sanad dan rowi, maka ada beberapa nama atau istilah hadits,
antara lain :
Ditinjau dari segi banyak
atau sedikitnya yang meriwayatkan hadits, dibagi menjadi dua bagian yaitu :
1. Mutawatir
2. Ahad
Hadits Ahad yang tidak
mutawatir bila ditinjau dari segi banyaknya rowi dibagi menjadi tiga bagian
yaitu :
1. Hadits Masyhur
2. Hadits ‘Aziz
3. Hadits Gharib
Ditinjau dari segi
diterima atau tidaknya (maqbul atau mardudnya) dibagi menjadi tiga bagian,
yaitu :

|
|

Bilamana ditinjau dari
segi “sanad”, kepada siapa itu disandarkan, maka terdapatlah tiga istilah,
yaitu :
1. Hadits Marfu’
2. Hadits Mauquf
3. Hadits Maqthu’
Bila diitinjau dari segi
sanadnya apakah keadaannya bersambung atau tidak yaitu :
1. Kalau sanadnya
bersambung disebut maushul.
2. Kalau sanadnya terputus disebut
munqothi’.
1) Hadits Mutawatir
Hadits mutawatir adalah
hadits yang diriwayatkan oleh orang yang banyak (sepuluh orang /lebih) tentang
sesuatu (dari nabi) yang dirasa tidak mungkin mereka terjatuh kedalam
kebohongan, karena banyaknya orang yang meriwayatkan hadits.
Hadits mutawatir dibagi
menjadi dua yaitu :
a.
mutawatir lafalnya (bunyinya sama)
b.
mutawatir maknanya (maknanya sama)
2)
Hadits Ahad
Hadits
ahad ialah hadits yang tidak memenuhi syarat mutawatir
3) Hadits Masyhur/ Mustafidl
Hadits Masyhur adalah
hadits yang mempunyai sanad terbatas. Masyhur artinya terkenal dan tersiar.
Dinamakan masyhur karena hadits tersebut telah terkenal dikalangan ulama’ ahli
hadits.
4) Hadits Aziz
Haditas
‘Aziz adalah hadits yang diriwayatkan oleh dua orang sekalipun dalam satu
tingkatan saja.
5) Hadits Ghorib
Hadits
yang diriwayatkan oleh hanya satu orang rowi saja.
6) Hadits Shahih
Hadits shahih adalah hadits yang
bersambung sanadnya, diriwayatkan oleh orang yang adil (tidak fasiq) dan
dlobith (kuat hafalannya) dari orang yang adil dan dlobith pula, tidak syadz
dan tidak ada illatnya.
Syarat hadits disebut shahih
·
Sanadnya bersambung
(muttasil)
·
Orang yang meriwayatkan
‘adil yakni tidak suka melanggar larangan syara’
·
Hadits tadi tidak syadz
(tidak bertentangan dengan dalil yang lebih kuat yaitu Al-qur’an atau hadits
mutawatir)
·
Tidak ada illat/cacat
didalamnya
7) Hadits Hasan
Hadits hasan adalah hadits yang sanadnya bersambung,
diriwayatkan oleh orang yang adil, yang kurang kuathafalannya (kurang dlobith
sedikit), tidak syadz dan tidak ada illatnya
8)
Hadits Dlo’if/lemah
Hadits dlo’if adalah hadits yang tidak terkumpul
didalamnya sifat-sifat hadits hasan, lebih-lebih dari sifat hadits shahih.
9) Al Musnad
Hadits musnad adalah
hadits yang disandarkan kepada Nabi Muhammad saw. Baik berupa perkataan maupun
perbuatan yang sanadnya bersambung
10) Al Marfu’
Hadits marfu’ adalah hadits yang disandarkan kepada Nabi
Muhammad saw., baik berupa perkataan perbuatan, taqrir maupun sifat-sifat
beliau, baik penyandaran tadi secara jelas atau tidak jelas yakni hanya dalam
hukumnya saja.
11) Al Mauquf
Hadits Mauquf adalah suatu yang disandarkan kepada
sahabat baik perkataan, perbutan atau sesamanya. Para Ulama’ Khurasan
manamainya dengan Atsar
12) Hadits Maqthu’
Adalah segala sesuatu yang
datang dari tabi’y yang tidak marfu’.
Jadi kalau mauquf adalah
kata-kata dan sebagainya yang disandarkan kepada sahabat, kalau maqthu’
kata-kata dan sebagainya yang
disandarkan kepada tabi’y
13) Hadits Al Maushul
Hadits maushul adalah
hadits yang sanadnya bersambung, tidak terputus, artinya rowinya tidak ada yang
gugur atau tidak disebut sehingga betul-betul sanadnya bersambung, baik hadits
tadi marfu’ kepada nabi atau mauquf kepada salah seorang sahabat -asalkan
sanadnya bersambung- disebut “maushul” dan boleh juga kita sebut muttashil.
14) Al Munqathi’
Hadits munqothi’ adalah
hadits yang sanadnya terputus, karena ada salah seorang rowi atau sahabat yang
tidak disebut.
15) Hadits Al Mu’dlal
Hadits mu’dlal adalah
hadits yang dalam sanadnya ada dua orang rowi atau lebih yang tidak disebut
secara berturut-turut.
16) Hadits Al Mursal
Hadits mursal adalah
hadits yang diriwayatkan oleh seorang tabi’y dari Nabi Muhammad saw., tanpa
menyebut siapa yang menyampaikan hadits itu kepadanya.
17) Hadits Al Muallaq
Hadits mursal adalah
hadits yang diriwayatkan oleh seorang sahabat dari Nabi Muhammad saw., padahal
setelah diselidiki ternyata ia tidak mendengar sendiri dari beliau.
18) Hadits Al Mudallas
Mudallas artinya” yang
disembunyikan” atau “yang ditutupi”. Mudallas ada dua yaitu mudallas isnad (sanadnya) mudallas syuyukh (guru-gurunya)
Hadis mudallas adalah
hadits yang diriwayatkan oleh seorang rowii dari orang yang dia bisa
mendengarnya lantaran semasa atau pernah bertemu seolah-olah ia bertemu dan
mendengarnya, padahal sebenarnya ia tidak mendengarnya dari orang tersebut,
melainkan mendengarnya dari orang lain, sehingga orang mengira bahwa ia
bear-benar mendengar dari orang yang dikatakannya itu (mudallas isnad).
Sedangkan mudallas syuyukh adalah meriwayatkan hadits dengan menyebut gurunya.
Hadits ini tidak dapat dijadikan hujjah
19) Hadits Syadz dan
Mahfudh
Hadits syadz merupakan
kebalikan dari hadits mahfudh.
Hadits syadz atau hadits
mahfudz adalah hadits yang diriwayatkan oleh seorang rowi yang terpercaya,
tetapi menyelisihi hadits yang lebih kuat, baik yang menyelisihi tadi dengan
manambah atau mengurangi didalam sanad atau didalam matan.
20) Hadits Mungkaar
dan Ma’ruf
Hadits yang mungkar adalah
hadits yang diriwayatkan oleh orang yang lemah yang menyelisihi riwayat orang
yang terpercaya yang kuat, maka yang lenah disebut mungkar dan yang kuat disebut
makruf.
21) Hadits Al Matruk
Hadits matruk adalah
termasuk hadits yang tertolak, yaitu hadits yang diriwayatkan oleh rowi yang
telah jatuh dalam pandangan Ulama’ ahli hadits, disebabkan diketahui berbohong
atau suka melanffar larangan syara’ dengan terang-terangan, pelupa dan
sebagainya.
22) Hadits Maudlu’
Hadits maudlu’ adalah
hadits palsu. Ada
beberapa cara mengetahui hadits maudlu’ antara lain :
·
Adakalanya atas pengakuan rowi sendiri
·
Dari penjelasan-penjelasan yang berkaitan dengan
kemaudluan, misalnya, sejarah
·
Atau dari perihal keadaan rowi
·
Hadits tersebut berlawanan dengan nash alqur’an, hadits
mutawatir, atau ijma’ qoth’i atau akal sehat
·
Kadang-kadang hadits maudlu’ itu kata-katanya sendiri,
kadang-kadang dari kata-kata ulama’ shalih, hukama’ dll.
·
Dan hadits-hadits yang lain yang oleh ulama’ ahli hadits
dianggap maudlu’/palsu
23) Hadits Maqlub
Maqlub artinya terbalik
atau tertukar (yang ditukar). Hadits maqlub adalah hadits yang didalamnya
terdapat sesuatu yang dibalik atau ditukar, terbolak balik atau tertukar.
Terbalik adakalanya dalam matan dan adakalanya dalam sanad
BEBERAPA HADITS NABI SAW
UNTUK PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
DI MADRASAH IBTIDAIYAH
![]() |
k~1=eãoM=eãufeãkBæ
Dengan
menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih
Lagi Maha Penyayang
Hadits Tentang
Menghormati Orang Tua
u~fQ ufeãéfI
éçneãoQÀunQufeãéM<HäReãoæp
=jQoæ ufeã9çQoQ
o}9e ãqeã Ì6Aò
ufeãÌ6Ap
o}9e
ãqeãäM<ò
ufeãäM<
á dä] kfAp
Äé^t~çeã
rãp<Å
‘AN
‘BDILLAH IBNI UMAR WABNIL ‘AS RODLIYALLOHU ‘ANHU, ‘ANIN NABI SHOLLOLLOHU ‘ALAIHI
WASALLAM QOOLA: RIDHOLLOOHI FI RIDHOL WALIDAINI WA SUHTULLOHI FI SUHTIL
WALIDAIN
Artinya
: Dari Abdullah bin Umar bin Ash r.a.
dari Nabi SAW bersabda : “ Keridloan Allah terletak pada keridloan kedua orang
tua, kemurkan Allah terletak kepada kemurkaan
kedua orang tua.” (HR. Baihaqi)
Hadits Tentang
Persaudaraan
oiÒjeãá kfApu~fQufeãéfIufeã
dqA< dä]ádä]unQufeãéM< Õ=}=s+ãoQ
Äu~fQ_Z&iÅ uRæäIãGæcçEp äNRæ
uNRæ9F}lä~nçeäa oiÒjfe
‘AN
ABII HUROIROTA RODLIYALLOHU ‘ANHU QOOLA : QOOLA ROSULULLOHI SAW. AL MUKMINU LIL
MUKMINI KAL BUNYANI YASUDDU BA’DHUHU BA’DZAN WASYABBAKA BAINA ASHOO BI ’AHU (Mutafaqun
‘alaih)
Artinya
: Dari Abi Hurairoh r.a. berkata,
Rosululloh SAW. Bersabda : “ Orang mukmin terhadap orang mukmin lainnya laksana
suatu bangunan, sebagiannya memperkokoh sebagian yang lain dan beliau
merapatkan jari-jemarinya.”
(HR. Muslim)
Hadits Tentang
Silaturrohmi
k~1=eã
ÖfI oi
äæãq)
g.Qã ÖnB1oi
äi kfAp u~fQ ufeãéfI
ufeã dqA< dä]
ò =59}
äi
Si ä~m9eãò Öæq^Reã
uç1äJe ufeãg.R}
lã<9-ãèm: oi
äip
íík~1=eã SË]p éVçeãoi
Õ=5vã
QOOLA
ROSULULLOHU SHOLLOLLOHU ‘ALIHI WASALLAM : MAA MIN KHASANATIN A’JALU TSAWAABAN
MIN SILATIR ROHIIMI, WAMAA MIN DZAM BIN AJDARU AY YU’AJJILALLOHU LISHOO HIBIHIL
‘UQUUBATA FID DUNYAA MA ‘A MAA YUDDAKHORU FIL AAKHIROTI MINAL BAGHYI WAQOT ‘IR
ROKHIIMI
Artinya : Dari Rosululloh SAW. Bersabda :” tidak ada
perbuatan baik yang lebih cepat pahalanya dari pada mempererat tali
silaturrahmi. Dan tidak ada dosa yang lebih pantas disegerakan siksaannya di
dunia disamping siksaan di akhirat melebihi berbuat aniaya dan memutuskan tali
persaudaraan.
r=Aoi dä] kfAp u~fQ ufeãéfI ufeã dqA<lãìáunQufeãéM<ceäioæãCmãoQ
ííÄ|<ä6çeãrãp<Å uj1< gJ~fY r=)
ãò ue ýBn} pã u]>< ò ue ÌBç}
lã
‘AN
ANASIBNI MAALIK RODLIYALLOHU ‘ANHU, ANNA ROSULALLOHI SHOLLOLLOHU ‘ALAIHI
WASALLAM QOOLA : MAN SARROHU AY YUBSATHO LAHU FII RIZQIHI AU YUN SA A LAHU FII
ATSARIHI FAL YASHIL ROKHIMAHU (Rowahul Bukhori)
Artinya : Dari Anas bin Malik r.a.
sesungguhnya Rosululloh SAW bersabda : “ Barang siapa yang ingin dillapangkan
rizqinya atau dipanjangkan umurnya maka sambunglah silaturrohmi.” (HR. Bukhari)
Hadits Tentang
Menyayangi Anak Yatim
- ;bs - Ön:ãò
k~&~eãgYäap ämã
dä]á dä]unQufeãéM<
9RAoægtAoQ
Ä|<ä6çeãrãp<Å
äjtn~æ ,=YpéËAqeãp ÖæäçBeäæ<äEãpã
‘AN
SAHLIBNI SA’DIN RODLIYALLOHU ‘ANHU QOOLA : ANAA WAKAAFILUL YATIIMI FIL JANNAH
HAAKADZAA WA ASYAAROO BIS SABAABATI WAL WUSTHOO WAFARROJA BAINAHUMA (Rowahul
Buhkori)
Artinya
: Dari Sahal bil Sa’id r.a. Rosululloh
SAW bersabda:” Saya dan orang yang memelihara anak yatim di dalam surga seperti
ini, dan beliau memberi isyarat dengan jari telunjuk dan jari tengah serta
meregangkan antara keduanya.” (HR. Bukhari)
Hadits Tentang
Taqwa
ufeã_%ãìá
kfAp u~fQ
ufeã éfI ufeãdqA<
dä] á dä]
unQ ufeãéM<<:éæãoQ
Ä|;iQeã
rãp<Å oB1_f6æ @äneã_eä5p
ät2j%
ÖnB<ã Öz~Beã Sç%ãp #na
‘AN
ABII DZARRIN RODLIYALLOHU ‘ANHU QOOLA : QOOLA ROSUULULLOHI SAW. : ITTAQILLAAHA
KHAITSUMAA KUNTA WA ATBI ’IS SAYYIATA TAMKHUHAA WA HOOLIQIN NAASA BI HULUQIN
KHSANIN (Rowahul Bukhori)
Artinya
: Dari Abu Dzar r.a. diterangkan bahwa Rosululloh saw bersabda “ Bertaqwalah
kamu kepada Allah dimanapun kamu berada, sertailah perbuatan yang buruk itu
dengan perbuatan yang baik, niscaya menghapusnya, dan pergaulilah manusia itu
dengan akhlak yang baik. (HR. Turmudzi)
Hadits Tentang Sholat Berjamaah
ÕwI ìá dä]kfAp u~fQ ufeã$I ufeãdqA<lã
ÀunQ ufeãéM<
=jQ oæã oQ
ÄkfBip|<ä6çeãrãp<Å Ö-<8
o}=FQp SçBæ 9Zeã ÕwI oi gNYã ÖQäj:ã
‘ANIBNI UMAR RODLIYALLOHU 'ANHU, ANNA
ROSULALLOHU SHOLLALLOHU 'ALAIHI WASALLAM QOOLA : SHOLATUL JAMAA ‘ATI AFDHOLU
MIN SHOLAATIL FADDI BISAB ‘IN WA ‘ISRIINA DAROJAH (Rowahul Bukhori wa Muslim)
Artinya
: Dari Ibnu Umar r.a. diterangkan bahwasannya Rosululloh saw bersabda : “
Sholat jamaah itu lebih utama dari pada sholat sendirian dengan pahala 27
derajat.” (HR. Bukhari dan Musalim)
Hadits Tentang
Perintah Mengikuti
(taat/meneladani) Rosululloh
ã:ýY kfAp u~fQ
ufeã éfI ufeãdqA<
dä] á dä]
unQ ufeãéM<Õ=}=séæãoQ
Äu~fQ _Z&iÅ rp;6Ykb%=iü ã:üp rqçn&-äYÔ~EoQ kb&~tm
‘AN
ABII HUROIROTA RODLIYALLOHU 'ANHU QOOLA : QOOLA ROSULULLOHI SHOLLALLOHU 'ALAIHI
WASALLAM FAIDZAA NAHAITUKUM ‘AN SYAI IN FAJ TANIBUU HU, WA IDZAA AMARTUKUM
FAKHUDZUUHU (Mutafaqun ‘alaih)
Artinya
: “ Dari Abu Hursiroh ra. Berkata ; besabda Rosululloh SAW,” apabila aku
melarang kalian tentang sesuatu maka jauhilah dan apabila aku memerintahkan
sesuatu kepada kalian maka laksanakanlah.” (HR. Mutafaqun ‘alaih)
Hadits Tentang
Ciri-Ciri Orang Munafik
ádä]
kfAp u~fQ ufeãéfI
ufeã dqA< lã ÀunQufeãéM< Õ=}=s éæã oQ
lä5
oj%Ñã
ã: ü p [f5ã 9Qp ã:
ü pÀå;a (91ã:ãìá (w)
_Yänjeã Ö} ã
Äu~fQ_Z&i rãp<Å
‘AN
ABII HUROIROTA RODLIYALLOHU 'ANHU, ANNA ROSULALLOHI SHOLLALLOHU 'ALAIHI
WASALLAM QOOLA : AAYATUL MUNAAFIQI TSALAATSUN : IDZAA HADDATSA KADZABA, WAIDZAA
WA’ADA AKHLAFA, WAIDA’ TUMINA KHOONA
(Rowahul Mutafaqun ‘alaih)
Artinya
: Dari Abu Hurairoh r.a. sesungguhnya Rosululloh SAW. bersabda : ” Tanda-tanda
orang munafik itu ada tiga. Apabila berbicara berdusta, apabila berjanji
mengingkari, apabila dipercaya berkhianat.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadits Tentang Rajin Bekerja
uRnj}pã u~ËR~Y
ã91üdýB}lüoi ue R5r=tÎ$Q
Öi?1ka91ã
èË&C
lýe
ÄkfBi p |<ä6çeãrãp<Å
LA
AY YAHTATHIBA AHADUKUM HUZMATAN ‘ALAA DZOHRIHI KHOIRUN LAHU MIN AY YAS ALA AHADAN FAYU’THIIHI
AU YAMNA ’UHU (Rowahul Bukhori wa Muslim)
Artinya : Dari Abu Hurairoh r.a. berkata Rosululloh
SAW. Bersabda, “ Sesungguhnya seandainya salah seorang diantara kalian mencari
kayu bakar dan memikul ikatan kayu itu, maka itu lebih baik dari pada ia
meminta-minta kepada sesorang, baik itu memberinya atau tidak” . (HR. Bukhari)
Anjuran Bekerja
Ä =jQoæãoQ 3=çËeã rãp<Å X=&2UãoiÒUã è2}ufeãlã
INNALLOOHA
YUHIBBUL MU’ MINAL MUHTARIFA (Rowahul Thobroni ‘an Ibnu Umar)
Artinya
: Sesungguhnya Allah mencintai seorang mukmin yang mempunyai mata pencaharian.
(HR. Thabrani dari Umar)
Haditas Tentang
Keutamaan Memberi
oi
R5ä~fReã9~eã ádä]kfApu~fQufeã$IufeãdqA< lã
unQufeãéM<=jQoæãoQ
ÄkfBip|<ä6çeãrãp<Å
ÖfyäBeãéséfZBeãp
Ö^ZUãésä~fReã9~eãpéfZBeã9~eã
‘ANIBNI
UMAR RODLIYALLOHU 'ANHU, ANNA ROSULALLOHI SHOLLALLOHU 'ALAIHI WASALLAM QOOLA :
AL YADUL ‘ULYA KHORUM MINAL YADIS SUFLA, WAL YADUL ‘ULYA HIYAL MUNFIQOTU WAS
SUFLAA HIYAS SAA ILATU (Rowahul Bukhori wa Muslim)
Artinya : Dari Ibnu Umar r.a.
sesungguhnya Rosululloh SAW bersabda : Tangan yang di atas lebih baik daripada
tangan yang di bawah, dan tangan yang diatas itu adalah yang memberi dan tangan
yang di bawah itu adalah yang menerima.” (HR. Bukhari danMuslim)
Hadits Tentang
Rajin Bekerja
91ã
ga ãäi
dä]kfApu~fQufeã$IufeãdqA<oQunQufeãéM<
hã9^jeãoQ
Ä|<ä6çeã
rãp<Å r9}
gjQoi ga
ý} lãoiR5Ì] äi
äRÊ
‘ANIL
MIQDAM RODLIYALLOHU 'ANHU ‘AN ROSULILLAHI SHOLLALLOHU 'ALAIHI WASALLAM QOOLA
MAA AKALA AHADAN THO’AAMAN QOTH THUN KHOIRUN MIN AY YA’ KULA MIN ‘AMALI YADIHI
(Rowahul Bukhori)
Artinya
: Dari Miqdam r.a. dari Rosululloh
SAW. Bersabda “ Tidaklah seorang itu memakan sepotong makanan yang lebih baik dari
makanan hasil kerja tangannya”. (HR. Bukhari)
Hadits Tentang
Rajin Belajar
u~YCj&f}ä^}=ÊcfAoi kfApu~fQufeã$Iufeã dqA<
dä]ádä]Õ=}=s+ãoQ
ÄkfBirãp<Å Ön:ãéeãä^}=ÊueufeãgtAäjfQ
‘AN ABII HUROIROTA RODLIYALLOHU 'ANHU QOOLA :
QOOLA ROSULULLOHI SHOLLALLOHU 'ALAIHI WASALLAM : MAN SALAKA THORIIQON YALTAMISU FIIHI
‘ILMAN SAHHALALLOHU LAKU THORIIQON ILAL JANNAH (Rowahul Muslim)
Artinya
: Dari Abu Hurairoh berkata, Rosululoh
SAW. Bersabda “ Barang siapa menempuh suatu jalan (bepergian dengan maksud)
untuk mencari ilmu, niscaya Allah akan memudahkan jalannya ke surga.” (HR.
Muslim)
Hadits Tentang
Kewajiban Menuntut Ilmu
ÖN}=Y
kfReãèfÊkfAp u~fQ ufeã$Iufeã
dqA< dä]ádä]ceäioæãCmãoQ
Äu-äioæãrãp<Å
ÖjfBipkfBigaéfQ
‘AN
ANAS IBNI MAALIK QOOLA : QOOLA ROSULULLOHU SHOLLALLOHU 'ALAIHI WASALLAM :
THOLABUL ‘ILMI FARIIDHOTUN ‘ALAA KULLI MUSLIMIN WAMUSLIMATIN (Rowahu Ibnu
Majjah)
Artinya
: Dari Anas bin Malik berkata, Rosululloh SAW. Bersabda : “ Menuntut ilmu itu
wajib atas setiap muslimin dan muslimat.” (HR. Ibnu Majjah)
Hadits Tentang
Hukuman Bagi Orang Yang Menyembunyikan Ilmunya
uj&bYkfQ oQgzAoi kfApu~fQufeã$IufeãdqA<dä]Àdä]
Õ=}=s+ãoQ
Ä|9iQeã
rãp<Å <äneã oi hä.fæ Öj~^eã hq}k.eã
‘AN ABII HUROIROTA RODLIYALLOHU 'ANHU QOOLA :
QOOLA ROSULULLOHI SHOLLALLOHU 'ALAIHI WASALLAM : MAN SU ILA ‘AN ‘ILMIN
FAKATAMAHUL JIMA YAUMAL QIYAAMATI BILIJAAMIM MINAN NAAR (Rowahut Thobroni)
Artinya
: Dari Abu Hurairoh r.a., Rosululloh SAW bersabda :“ Barang siapa ditanya tentang suatu ilmu, kemudian ia
menyembunyikannya, maka pada hari kiamat akan dikendalikan mulutnya dengan tali
kendali (yang terbuat) dari api (neraka).”(HR. Turmudzi)
Hadits Tentang
Dermawan dan Bakhil
@äneãoi å=]ufeãoiè}=]é6Beã dä]kfApu~fQufeã$IéçneãoQÕ=}=s+ãoQ
Ön:ãoi9~Ræ@äneãoi9~Ræufeãoi 9~Ræg~6çeãp <äneãoi9~Ræ Ön:ãoiè}=]
Ä9Mãrãp<Å <äneã oi è}=]
‘AN
ABII HUROIROTA RODLIYALLOHU 'ANHU ‘ANIN NABIYYI SHOLLALLOHU 'ALAIHI WASALLAM
QOOLA : AS SAKHIYYU QORIIBUM MINALLOH QORIIBUM MINAN NAAS QORIIBUM MINAL JANNAH
BA’IIDUM MINAN NAAR, WAL BAKHIILU BA’IIDUM MINALLOH BA’IIDUM MINAN NAAS BA’IIDUM
MINAL JANNAH QORIIBUM MINAN NAAR (Rowahu Ahmad)
Artinya
: Dari Abu Hurairoh r.a. dari Nabi SAW. Bersabda “ Orang yang dermawan
(pemurah) itu dekat kepada Allah, dekat kepada manusia, dekat kepada surga,
jauh dari api neraka. Orang yang kikir itu jauh dari Allah, jauh dari manusia,
jauh dari surga, dan dekat dari api neraka.” (HR. Ahmad)
Hadits Tentang Amal Sholeh
h8ãoæã$äiã:ü á kfApu~fQufeãéfIufeã
dqA< dä]unQufeãéM<
Õ=}=s+ãoQ
ueqQ9} 3eäI9ep pã uæ SZ&n}
kfQpã Ö}<ä- Ö]9Iìá (w)oivãufjQ SË^mã
ÄkfBirãp<Å
‘AN
ABII HUROIROTA RODLIYALLOHU 'ANHU QOOLA ROSULULLOHI SHOLLALLOHU 'ALAIHI
WASALLAM : IDZAA MAATAB NU AADAMA IN QOTHO A ‘AMALUHU ILLA MIN TSALAATSIN :
SHODAQOTIN JAARIYATIN AU ‘ILMIN YUNTAFA U BIHI AW WALADIN SHOOLOHIN YAD ‘UU LAHU (Rowahu Muslim)
Artinya : Dari Abu Hurairoh r.a. bersabda
Rosululloh SAW. : “ Apabila Anak Adam itu meninggal dunia, maka terputuslah
amalnya, kecuali tiga perkara, yaitu :
shodaqoh jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak sholeh yang mendo’akan
orang tuanya.” (HR. Muslim)
Ilmu yang Bermanfaat
Äk~Rmqæãrp<Å gjR}vZkfQ oUg}ppkfR}voUg}p
WAILUL
LIMAN LAA YA’ LAMU, WA WAILUL LIMAN ‘ALIMA TSUMMA LAA YA’ MALU
(Rowahu Abu Na’im)
Arrtinya : “ Celakalah bagi orang yang
tidak berilmu, dan celakalah bagi orang yang berilmu tetapi tidak mengamalkannya.”
(HR. Abu Naim)
Hadits Tentang
Akibat Tidak Mendo’akan Kedua Orang Tua
Äkf}9eãrãp<Å \>=eãunQ
SË^n}
umýY o}9eãqfe xäQ9eã 9çReã!=%ã:ü
IDZAA
TAROKAL ‘ABDUD DU ‘AA A LIL WAALIDAINI FAINNAHU YUNQOTHI U ‘ANHUR RIZQU
(Rowahud Dailami)
Artiya
: ” Apabila seorang hamba meninggalkan do’a
untuk kedua orang tuanya, maka terputuslah rizqi dari padanya.” (HR. Dailami)
Hadits Tentang
Akhlaq
èNVeã9nQuBZmcfj}|;eã9}9FeãäjmüÖQ=Bæ9}9FeãG~e
LAISYASY
SYADIIDA BISURO’ATIN, INNAMASY SYADIIDAL LADZII YAMLIKU NFSAHU ‘INDAL GHODHOBI
(Rowahul Bukhori wa Muslim )
Artinya
: “ Bukan orang yang kuat itu orang yang kuat bergiulat, tetapi orang yang
sungguh kuat yaitu yang dapat menahan nafsunya ketika marah.” (HR. Bukhori dan
Muslim)
Hadits Tentang
Kejujuran
Äu~fQ_Z&iÅ Ön:ãéeã
|9t}=çeãpÀ=çeãéeã|9t}\9JeãläYÀ\9Jeäækb~fQ
‘ALAIKUM BIS SIDQI, FAINNAS SIDQO YAHDI ILAL BIRRI, WAL BIRRU
YAHDI ILAL JANNAH (Rowahu Mutafaqun ‘alaih)
Artinya : “ Berbuatlah
jujur, sesungguh kejujuran itu menuju kepada kebaikan, sedangakan kebaikan itu
merupakan sarana untuk mendapatkkan surga” (HR. Mutafaqun alaih)
Naluri
(kata hati) Orang Mukmin
!ä1äik)vãp Àèf^eãu~eãläjÊãpÀCZneãu~eãlýjÊãäi=çeãÀcçf]#Z&Aã
Ä9Mãrãp<Å !q&Yãp@äneã !ä&YãlãpÀ@äneãu~fQSfË}lã#s=a pÀ!<9Iò
‘ISTAFTI QOLBAKA, AL BIRRU MAT MA ANNA ILAIHN NAFSA, WATMA
ANNA ILAIHIL QOLBU. WAL ITSMU MAA KHAAKA FII SHODRIKA,WA
KARIHTA AY YATHLI’A ‘ALAIHIN NAASU, WA IN AFTAAKANNAASU WA AFTUUKA
Artinya : “ Mintalah nasihat kepada
hati nuranimu, kebaikan adalah sesuatu yang membuat hati tenang dan jiwa tentram
terhadapnya, sedangkan kejelekan adalah sesuatu
yang membuat hati gelisah dan takut diketahuhi orang lain meskipun orang
lain membenarkan perbuatan tersebut”. (HR. Ahmad)
Hadits Tentang Sifat Dengki
èË2eã <äneã gaý%äja $änB2eãgaý}9B2eãlýY9B2eãp kaä}ã
Ä8pã8ãqæãrãp<Å
IYYAA
KUM WAL KHASADA, FA INNAL KHASADA YA’ KULUL HASANAATI KAMAA TA’ KULUN NAARUL
KHATHOBI (Rowahu Abu Dawud)
Artinya
: “ Jauhkanlah dirimu dari sifat dengki, karena dengki itu memakan segala
kebaikan sebagaimana api memakan kayu bakar.” (HR. Ab Dawud)
Hadits Tentang
Buruk Sangka (su’udzan)
ÄkfBirãp<Å +}92eã å;aãoÏeã lýY oÏeãpkaä}ã
IYYAKUM
WADZ DZONNA, FA INNADZ DZONNA AK DZABUL HADIITS (Rowahul Muslim)
Artinya : “ Jauhilah olehmu
berprasangka buruk, karena sesungguhnya berprasangka buruk itu adalah dosa
besar.” (HR. Muslim)
Kewajiban Seorang
Muslim
?yän.eã
Päç%ãpO}=Uã
Õ8ä~Qp hwBeã
xäFYü á Cj5kfBjeãéfQkfBUã_1
ÄkfBi p |<ä6çeãrãp<Å GËReã Ö~jF%p ÕqQ9eã Öæä-üp
HAQQUL
MUSLIM ‘ALAL MUSLIM KHOMSUN : IF SYAA US SALAAM, WA ‘IYAA DATUL MARIIDH, WA
IT BAA’UL JANAAIZI WA IJAA BATUD DA’ WATI, WATASY MIITUL ‘ATHOSI (Rowahul
Bukhori wa Muslim)
Artinya : “ Hak kewajiban seorang
muslim terhadap muslim ada lima
: menjawab salam, menjenguk orang sakit, mengantarkan jenazah, mendatangi
undangan, dan menjawab do’a terhadap orang yang bersin.” (HR. Muslim)
Hadits Tentang Amanat
Ä3PËeãrãp<Å ueÖmäiãvoUläj}ãv
LAA
IIMAANA LIMAN LAA AMAANATA LAHU (Rowahut Thobroni)
Artinya : “Tidak sempurna iman
seseorang yang tidak menyampaikan amanat “. (HR.At-Tabrani)
Hadits Tentang Adab
Bertetangga
ÄkfBirãp<Å r<ä-
h=b~fY =5vã hq~eãpufeäæoiÒ}läaoi
MAN
KAANA YU’ MINU BILLAHI WAL YAUMIL AAKHIRI FAL YUKRIM JAAROHU (Rowahu Muslim)
Artinya
: “ Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah
memuliakan tetangga. (HR. Muslim)
Hadits Tentang Adab
Bertamu
ÄkfBirãp<Å uZ~M
h=b~fY =5vã hq~eãpufeäæoiÒ}läaoi
MAN
KAANA YU’ MINU BILLAHI WAL YAUMIL AAKHIRI FAL YUKRIM DHOIFAHU (Rowahu Muslim)
Artinya : “ Barang siapa yang beriman
kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah memuliakan tetangga. (HR. Muslim)
Hadits Tentang
Teguh Pendirian
ãqnÊpobepÀk%ýAããpÑäAãlãpÀk%oB1ã@äneãoB1ãlãÀÖRiãka91ãob}v
Ä|;iQeãrãp<Å kt&yäAããqçn&.&mã ãpÑäAãlãpÀk&nB1ã@äneãoB1ãlãÀkbBZmã
LAA
YAKUN AHADUKUM IMMA ’ATAN IN AKHSANANNAASU AHSANTUM, WAIN ASAA UU ASA’ TUM,
WALAKIN WATTINUU ANFUSAKUM, IN AKHSANAN NAASU AKHSANTUM, WAIN ASAAUU AN TAJ
TANIBUU ISAA ATAHUM (Rowahut Turmudzi)
Artinya
: "Janganlah seorang diantara kamu menjadi orang yang plin-plan, kalau
orang lain baik maka kalian akan menjadi orang yang baik-baik, dan kalau mereka
berbuat jelek, kalian juga akan berbuat jelek. tetapi sebaliknya, hendaknya
kalian harus teguh pendirian. kalau orang lain baik, maka kalian akan menjadi
orang baik-baik,namun sebaliknya kalau mereka berbuat jelek maka jauhilah perbuatan
jelek mereka.” (HR. At Turmudzi)
Hadits Tentang
Penyayang Kepada Binatang
Ä|<ä6çeãrãp<Å Õ=séY<äneãÕü=Uã#f58
DAHOLATIL MAR ATUNNAARI FII HIRROTIN
Artinya : "Ada seorang wanita masuk neraka karena seekor
kucing." (HR. Bukhori)
Hadits Tentang
Beberapa Hal yang Menyelamatkan Manusia
äM=eãòd9Reãp=^ZeãpénVeãò9J^eãpÖ~mwReãp =BeãòufeãÖ~F5Õä~.ni Ö)w)
Äé^t~çeãp3ãPËeãrãp<ÅèNVeãp
TSALAATSUN MUNJIYAATUN KHOSYATULLOHI FISSIRRI WAL ‘ALAANIYATI WAL
QOSDU FIL GHINAA WAL FAQRI WAL ‘ADLU FIRRIDLO WAL GHODLOBI (Rowahult thobroni
wal Baihaqi)
Artinya : "Ada tiga hal yang dapat
menyelamatkan manusia, yaitu takut kepada Allah baik pada waktu sepi atau
ramai, berlaku sederhana (tidak tamak) diwaktu kaya atau miskin dan berlaku
adil pada waktu tenang atau marah." (HR. Tahbrani dan Baihaqi)
Hadits tentang Taubat
0wYL<ãòufMã 9]p rRRæéfQÌ^Aka91ãoi r9çQÖæq&æ 0=Yãufeãlã
ÄkfBi p |<ä6çeãrãp<Å
INNALLOHA
AFROHA BITAUBATI ‘ABDIHI MIN AHADIKUM SAQOTHO ‘ALAA BA’II RIHI WAQODA ADHOLLAHU
FII ARDHI FALAAHIN
Artinya
: “ Sesungguhnya Allah lebih suka menerima taubat seorang hamba-Nya, melebihi
dari kesenangan seseorang menemukan kembali dengan tiba-tiba untanya yang telah
hilang dari padanya di tengah hutan.” (HR. Bukhari Muslim)
Hadits
Tentang
Amal Perbuatan Baik (amal sholih)
Ö]9IÖç~ËeãÖjfbeã
AL KALIMATUT THOYYIBATU
SHODAQOTUN
Artinya : " Ucapan yang baik adalah shodaqoh."(HR.
Bukhari dan Muslim)
Hadits Tentang
Halalnya Binatang Laut
ÄrRUp ceäUãrãp<Å u&&~ig<ã rxäi <qtËeãqs=2çeãò
FIL BAHRI
HUWATH THOHUURU MAA UHUL HILLU MAITATUHU (Rowahul Maalik wa ghorihi)
Artinya : “ Laut itu suci
airnya dan halal bangkainya.” (HR.Malik dan lainnya)
Hadits Tentang Bangkai
yang Halal Dimakan
ÄuHoæãrãp<Å 8=:ãp
cjBeãlä&&~i
äne #f1ã
UKHILLAT
LANAA MAITATAANIS SAMAKU WAL JARODU (Rowahu Ibnu Majjah)
Artinya : “ Dihalalkan
bagimu dua macam bangkai yaitu ikan dan belalang .“ (HR. Abnu Majjah)
Hadits Tentang
Larangan Makan Binatang yang berkuku Tajam
ÄkfBirãp<Å=~Ëeãoièf6i
|:gaoQkfApu~fQufeã$Iéçneãétm
NAHAAN NABIYYI SHOLLALLOHU 'ALAIHI WASALLAM ‘AN KULLI DZI
MIKHLABIM MINATH THOIRI (Rowahu Muslim)
Artinya :” Rosululloh
saw.melarang makaan binatang yang berkuku tajam.” (HR. Muslim)
Hadits Tentang Binatang yang Boleh Dibunuh Karena Membahayakan atau
Merusak
kfAp u~fQufeã$IufeãdqA<dä] #eä] ätnQ
ufeãéM< ÖFyäQoQ
èfbeãp Õ<ýZeãpS^ævãåã=Veãp Ö~2eã h=<ãp g2eãéY of&^}_AãqYCj5
ÄkfBirãp<ÅÕü92eãp<q^Reã
‘AN AAISYAH
RODLIYALLOHU 'ANHA, QOOLAT : QOOLA ROSULULLOHI SHOLLALLOHU ‘ALAIHI WASALLAM,
KHOMSUN FAWAASIQU YUQTALNA FIL HILLI WAL HAROMI AL KHUYYATU WAL GHUROOBUL ABQO
U WAL FA’ ROTU WAL KALBUL ‘UQUURU WAL KHIDA ATU (Rowahu Muslim)
Artinya :” Dari Aisyah ra., Rosululloh saw., bersabda, lima macam
binatang jahat hendaknya dibunuh, baik di tanah halal maupun di tanah
haram yaitu ular, gagak, tikus, anjing,
dan burung elang.” (HR, Muslim)
Hadits Tentang
4 Macam Binatang yang Haram Dimakan
Karena Dilarang Membunuh
Öfjneãåãp9eãoiSæ<ãg&]oQkfApu~fQufeã$IufeãdqA< étmìá@äçQoæãoQ
ÄrRU p 9Mãrãp<Å 8=Jeãp
9s9teãp Öf2neãp
‘ANIBNI
ABBAAS : NAHAA ROSULALLOHU SHOLLALLOHU 'ALAIHI WASALLAM ‘AN QOTHLI ARBA’I MINAD
DAWAABIN NAMLATI WAN NAKHLATI WAL HUD HUDI WAS SURODI (Rowahu Ahmad Waghoirihi)
Artinya : " Dari Ibnu
Abbas : " Nabi saw., telah melarang membunuh empat macam binatang : semut,
tawon, burung hud-hud dan burung surodi." (HR. Ahmad dan lainnya)
Hadits Tentang
Binatang yang Haram Karena Bertaring
Ä|;iQeã pkfBirãp<Å
hã=1 PäçBeãoiåäm|:ga
KULLU DZI NAABIN MINAS
SIBAA’I KHAROOMUN (Rowahu Muslim wa Turmudzi)
Artinya : " Semua binatang buas yang
bertaring haram memakannya". (HR. Muslim dan Turmudzi)
Hadits Tentang
Binatang yang Haram Karena Berkuku Tajam
ÄkfBirãp<Å =~Ëeã oi èf6i|:gaoQkfApu~fQufeã$I,neãétm
NAHAAN NABIYYI SHOLLALLOHU
'ALAIHI WASALLAM ‘AN KILLI DZII MIKHLABIM MINATH THOIRI (Rowahu Muslim)
Artinya : " Rosululloh saw., melarang
memakan burung yang mempunyai kuku tajam." (HR. Muslim)
PENUTUP
Alhamdulillah buku
ringkasan hadits-hadits untuk pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Madrasah
Ibtidaiyah telah selesai. Semoga buku ini bermanfaat dalam pelaksanaan
pembelajaran Agama Islam di Madrasah Ibtidaiyah pada khususnya dan pendidikan
dasar pada umumnya. Dan tidak menutup kemungkinan buku ini juga dapat
dimanfaatkan oleh para pembaca demi untuk menambah pengetahuan tentang Hadits
Nabi SAW sebagai bekal meningkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT.
Dalam
penulisan ringkasan hadits dalam buku ini masih banyak kekurangan, oleh karena
itu kritik atau saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan.
DAFTAR PUSTAKA
- Departemen Agama RI, Al qur’an dan terjemahan, Jakarta: 2002
- Assidiqie Hasbie, Sejarah dan Pengantar Ilmu Hadits, Semarang: Pustaka Rizki Putra, 1998
- Dja’far Amir, Mustholah Hadits,Semarang : Toha Putra.1970
- Shohih Muslim
- Shohih Bukhori
- Buku Paket Kelas III, IV, V, VI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar